Terapi Untuk Kehamilan

Selamat pagi...

Hari ini saya agak sedikit longgar pekerjaan dikantor, dan langsung memutuskan untuk melanjutkan "diary blog" ini. Tema postingan kali ini, saya akan menginformasikan jenis terapi yang kami (saya dan suami) jalani dengan si buah hati.

Saya mulai menjalankan terapi ini sejak 6 bulan pernikahan (Awal Oktober 2016) sehingga sampai dengan saat ini saya sudah menjalani terapi sebanyak 3 kali (seminggu sekali). Tidak banyak pasangan yang memilih terapi karena takut ini itu dan malpraktek. Begitu juga dengan saya, sampai saat ini saya tidak berani untuk urut/pijat karena menurut dokter (saya sempet ke beberapa dokter untuk cek kondisi rahim, mungkin lebih lanjutnya nanti saya buatkan postingan khusus untuk hal ini) alhamdulillah rahim normal dan posisi tepat/pas. Jadi saya lebih memilih terapi yang aman aman saja.

Terapi saya ini berlokasi di daerah depok, sekitar 15 km dari kantor saya yang di taman mini. Terapi ini mirip dengan refleksi, jadi seorang umi (kami menyebutnya umi, karena dalam islam umi berartikan ibu. Ibu ini Alhamdulillah sangat islami dan terapinya sesuai dengan pengobatan Islam yang Insya Allah aman. Ini salah satu alasan yang meyakinkan saya untuk terapi disini) menggunakan media minyak (wanginya harum, seperti minyak untuk pijat) dengan alat yang saya gatau ini namanya apa. Jadi dari atas kepala sampe dengan kaki diteken dengan alat itu (persis refleksi pokoknya), nah tujuannya untuk melancarkan dan dibagian perut juga ditekenkan aja (tidak dipijet) dan rasanya setelah terapi tuh badan lebih enakan.

Tidak hanya itu, di rumah si umi pun ada minuman herbal. Namanya "nano woman" nah silahkan dicek di internet karena banyak kok yang jual, harganya lebih murah di umi sih jadinya saya minum obat tersebut ditambah obat tradisional lainnya (nanti lebih jelasnya saya tuliskan juga dipostingan baru ya). Untuk terapi disana, tidak bisa asal datang karena harus ada rekomendasi dan harus antri dari jauh jauh hari karena terapi hanya di hari Jumat saja.

Sedangkan untuk suami saya, dia pernah sekali ikut terapi didaerah jatiasih bekasi tapi ketika kesana dia sempet kaget karena rata rata yang terapi atau berobat kesana adalah usia 50 keatas. Sehingga setelah itu dia tidak pernah terapi lagi. Sampai detik ini, palingan saya beri suami saya menu makan yang sehat, selebihnya saya jelaskan di postingan berikutnya.

Semoga semua ikhtiar kami ini segera dikabulkan oleh Allah sehingga kami bisa segera memiliki keturunan yang sholeh dan sholeha. Amin Ya Rabbal Alamin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hallo Dr. Achmad Mediana, SPOG

Assamualaikum my Readers